Minggu, 13 September 2015

MENGGUNAKAN PIKIRAN UNTUK MENCIPTAKAN KEKAYAAN




Di luar segenap keraguan, kita tahu bahwa alam semesta yang kita kenal, mulai dari dunia “fisik” hingga pikiran, adalah energi yang bergerak.

Sebenarnya realitas “mental” kita dan realitas dunia “luar” merupakan peristiwa kuantum yang saling berkaitan erat. Kita adalah partisipan dalam sebuah semesta yang terbuka dan dinamis. Dan kita hidup di dua dunia yang saling bersisian dan tumpang tindih.

Apakah terdengar aneh? Barangkali.
Namun jika kita melihat pikiran dan ingatan sebagai “sumber energi” yang mengadakan pertukaran energi dengan dunia fisik “eksternal”, maka kita berada tepat di garis fisika kuantum dan neurosains.
Apakah efek energi mental pada dunia fisik masih meragukan?

Cara Kita Menciptakan “Realitas”
Hari ini alat pemindai PET dapat membuat kita “melihat” bagaimana otak secara aktif mengubah dan menumbuhkan pemikiran. Kekuatan sebuah pemikiran tidak bisa lagi dianggap sebagai “teori metafisik”. Masing-masing gambar dari “dunia luar” membentuk dan mengubah otak secara fisik. Dari gambaran-gambaran inilah pikiran membentuk apa yang kita sebut sebagai “realitas”. Sebagai contoh, mata kita sebenarnya tidak benar-benar “melihat” apapun – kedua mata kita hanyalah mengumpulkan cahaya itu selanjutnya ditransmisikan ke dalam otak sebagai sinyal-sinyal elektronik.
Berdasarkan pengalaman, otak menafsirkan sinyal-sinyal itu dan mengatakan kepada kita apa yang kita “lihat”.
Saat ini para ilmuwan mengatakan apa yang selama berabad-abad diungkap oleh para mistikus: bahwa kehidupan adalah ilusi. “Ilusi” itu adalah dunia di luar diri kita sendiri. Yang kita pahami sebagai sesuatu yang betul-betul ada.
Dengan demikian, menurut para ilmuwan, “dunia yang sebenarnya” terbuat dari vibrasi energi. Sekarang kita mengetahui bahwa tiap orang menciptakan dunia versi mereka sendiri berdasarkan kepercayaan, harapan, dan masa lalu masing-masing.
“Lantas, bagaimana segala hal ini saling berhubungan dalam menciptakan kekayaan?” tanya kita. Sungguh sederhana: penafsiran kita atas kata “kesejahteraan” sangat berkaitan dengan apa yang kita imajinasikan, bayangkan, inginkan, atau takuti dan tolak.

Masuk ke Dalam Pikiran
Mari kita periksa apa sebenarnya “kesejahteraan” itu. Dilihat dari sudut pandang neurosains, kesejahteraan merupakan “konsep mental” yang bertempat dalam otak fisik kita. “Konsep” kesejahteraan hidup dalam bagian sadar rasional dalam otak. Yakinlah, kita dapat memberikan definisi tepat terhadap kata “kesejahteraan” tanpa perlu melibatkan emosi. Namun ketika kita bertanya, “Apa arti kesejahteraan bagi KITA secara pribadi?” maka segala sesuatunya tiba-tiba berubah.

Dalam waktu satu milidetik alam tak dasar kita dengan cepat memunculkan gambaran kondisi teman baik kita, membandingkan mobil keluarganya yang bermerek Cadilac dengan mobil keluarga kita yang hanya Ford; atau mungkin, saat menginginkan sepeda baru, kita selalu diminta untuk “realistis” atas kondisi keuangan keluarga. Atau diberi tahu bahwa kita tidak akan pernah “benar-benar sejahtera” tanpa menjadi dokter atau pengacara. Dimana hal ini terjadi? Jauh di dalam ketidaksadaran. Dan sayangnya alam bawah sadar TIDAK merespons “alasan logis” bahwa “pelajaran” lama itu tidak lagi dapat dipakai.

Apakah gaya hidup KITA sangat jauh dari apa yang kita impikan? Kita bisa merasa yakin bahwa alam bawah sadar yang menyebabkan kita terlempar ke belakang!

Dan persoalannya: setiap kali kita “mengunjungi” salah satu bagian dari alam tak sadar yang membatasi pikiran, getaran-getaran saraf yang menuntun kita ke sana justru makin kuat secar fisik! Ini BUKANLAH teori belaka. Ini adalah sains yang dapat diobservasi!

Hanya ada satu cara untuk mengatasi alam tak sadar yang membuat kita tidak dapat memunculkan gaya hidup yang ideal: kita harus memprogram ulang neuron (sel-sel otak) secara fisik.

Adakah cara “yang cepat dan mudah” untuk melakukannya? Tidak! Mari kita menghadapi – seandainya memang benar demikian, setiap orang akan hidup dalam mimpi mereka.
Tetapi hal itu bisa diwujudkan!

Otak Menyusut atau Tumbuh
Kita tahu, otak bukanlah organ yang tidak mengalami perubahan seperti yang kita pikirkan sebelumnya. Otak sebenarnya “lentur”, dan mengalami perubahan fisik menyesuaikan diri dengan pikiran atau ingatan kita.

Takala kita berpikir, memahami, mengingat atau mempelajari sesuatu, maka pesan-pesan kimiawi dikirimkan dari salah satu neuron (sel otak) menuju sel otak lainnya. Dan apabila kita sering memikirkan “sesuatu”, atau memikirkannya dengan emosi tinggi, maka neural-neural yang berhubungan akan menguat secara fisik.
 Apabila kita hendak memikirkan atau mengingat sesuatu (seperti kenangan buruk), maka neural yang berhubungan akan rusak secara fisik – dan akhirnya tidak berfungsi. Tentu saja jika kenangan buruk itu disertai dengan emosi yang tinggi, ketegangan akan berlangsung lebih lama.

Namun ada sesuatu yang sangat penting yang harus dipelajari dari pola itu! Para ahli neurosains telah menemukan bukti yang kuat bahwa emosi memperkuat neuron dalam mempertahankan suatu ingatan atau pikiran.

Emosi bisa dijadikan sebagai peranti yang kuat untuk memprogram ulang otak!

Memanfaatkan Kekuatan pikiran
Memanfaatkan kekuatan pikiran untuk menciptakan gaya hidup yang diidam-idamkan dapat menjadi pengalaman yang benar-benar menggembirakan. Bayangkanlah sekiranya kita sungguh-sungguh ingin menciptakan gaya hidup yang didamba-dambakan itu.
Mari kita mempraktekkannya:
·       Itu semua bermula dari keputusan, yang memakan waktu satu milidetik.
·       Selanjutnya bersiaplah mengambil langkah dramatik (ini untuk mengubah hidup). Kita benar-benar bersama dengan diri kita dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan semisal: Apa arti kesejahteraan bagiku? Apakah itu berarti kondisi finansial ataukah memiliki waktu luang lebih banyak? Apakah aku benar-benar ingin menciptakan gaya hidup yang “sejahtera”? Bagaimana hal ini akan tampak hari demi hari? Apa yang harus kuubah untuk mewujudkan hal ini?”
·       Selanjutnya, kita harus mempersiapkan diri menanggung segala akibatnya. Makin besar komitmen emosional untuk mewujudkan apa yang kita inginkan, makin cepat kita mendapatkannya! Inilah mengapa sangat penting untuk mengejar segala sesuatu yang memicu gairah!
·       Yang terakhir, manfaatkan kekuatan pikiran yang terfokus untuk memprogram ulang neoron-neuron.

Berikut adalah cara mudah untuk memprogram ulang neuron-neuron tersebut:
Setiap pagi ambillah sehelai kertas berukuran 3 x 5 sentimeter dan tuliskan pernyataan singkat mengenai impian terpenting kita. Lalu di sisi yang lain tulislah salah satu hal “khusus” yang akan kita lakukan HARI INI agar bisa lebih mendekati impian itu. Langkah ini harus nyata, spesifik, dan dapat dilakukan hari ini! Simpan kertas itu di dalam dompet dan LAKUKAN langkah khusus tersebut di akhir hari kita. Hanya dalam waktu satu bulan kita akan terkejut melihat apa yang sudah kita hasilkan!
(Sumber: “Harness Your Mind to Create Prosperity”, Dr. Jill Ammon-Wexler)





Salam Sejahtera & Sukses Selalu!

Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w