Sabtu, 25 Oktober 2014

MODEL BAWAHAN YANG PATUT DILEPASKAN




Dalam dunia kerja yang sangat kompetitif seperti sekarang ini, mempunyai bawahan yang tepat dan produktif adalah hal yang mutlak. Sumber daya manusia yang tepat merupakan aset yang paling berharga bagi sebuah perusahaan agar tetap langgeng.
Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa dalam kenyataannya sering dijumpai model bawahan yang cenderung menjadi beban daripada aset bagi perusahaan. Sebagai pemimpin atau pimpinan, Anda perlu mengenali model bahwahan yang justru membuat perusahaan jalan di tempat.
1.   Si pembuat ulah: Dengan semua masalah dan tantangan yang sudah muncul, tipe karyawan seperti ini masih saja membuat masalah. Kerap biaya yang harus dibayar akibat masalah yang dibuatnya lebih besar daripada keuntungan yang ia datangkan bagi perusahaan.

2.   Si pengobral janji: Sebagian orang memiliki 'keahlian' membuai atasannya dengan memberikan janji. Mereka ingin menyita perhatian dengan memberikan janji bombastis dan sering kurang serius dalam mencapai target yang telah ditetapkan. Tipe ini mengagungkan ego mereka dan bisa menyeret perusahaan ke ambisi mereka yang tidak berujung tetapi memiliki realisasi hampir nol.

3.   Si pengabai konsumen: Bisnis pada dasarnya adalah bagaimana mendapatkan dan mempertahankan konsumen. Jadi, jika karyawan Anda bersikap pedas dan abai pada konsumen, hati-hati. Bisa jadi ia memang bukan karyawan aset perusahaan yang harus dipertahankan.

4.   Si penghindar pekerjaan: Kewajiban Anda sebagai atasan adalah memberikan deskripsi yang jelas tentang apa yang harus dilakukan dan menyediakan alat dan pelatihan yang dibutuhkan sebelum karyawan melakukan pekerjaanya sesuai permintaan Anda. Namun, karyawan penghindar pekerjaan ini tidak suka mencoba bahkan setelah Anda memberikan beberapa kali kesempatan.

5.   Si kurang teliti: Ada sebagian lain yang tidak bisa diandalkan untuk menyelesaikan pekerjaan karena hampir selalu melupakan detil-detil penting pekerjaan mereka. Untuk itu, Anda terpaksa harus terus mengingatkan.

6.   Si pengklaim hak: Sekelompok karyawan memiliki keberanian dan etika yang di luar batas. Mereka bahkan tidak ragu mengklaim yang sebenarnya bukan hak mereka dan mengambil langkah hukum untuk itu.

7.   Si pelanggar aturan: Aturan apapun di perusahaan dan budaya yang ditumbuhkan di dalamnya, Anda sebagai pemimpin harus menegakkannya dengan menjadi teladan nyata dan konsisten. Karena itu, jika Anda sudah menjadi teladan yang maksimal, Anda berhak menuntut segenap bawahan mengikuti imbauan Anda. Dan jika mereka melanggar, jangan segan untuk bertindak tegas. Terlebih jika pelanggaran itu berulang-ulang dan fatal.





Untuk informasi lebih lanjut hubungi:


Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan