Selasa, 09 September 2014

MAU SUKSES, HARUS INGAT TUHAN!



TUHAN

Tuhan, tempat aku berteduh
Dimana aku mengeluh dengan segala peluh
Tuhan, Tuhan Yang Maha Esa
Tempat aku memuja dengan segala doa
Aku jauh... Engkau jauh
Aku dekat... Engkau dekat
Hati adalah cermin
Tempat pahala dan dosa bertarung

(cuplikan lirik lagu Bimbo)


TUHAN tidak menciptakan kejahatan…

Seorang profesor dari sebuah universitas terkenal menantang mahasiswa-mahasiswanya dengan pertanyaan ini, “Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada?”

Seorang mahasiswa dengan berani menjawab, “Betul, Dia yang menciptakan semuanya
.
“Tuhan menciptakan semuanya?”
Tanya professor sekali lagi.
Ya Pak, semuanya
. kata mahasiswa tersebut.

Profesor itu menjawab, “Jika Tuhan menciptakan segalanya, berarti Tuhan menciptakan kejahatan. Karena kejahatan itu ada, dan menurut prinsip kita bahwa pekerjaan kita menjelaskan siapa kita, jadi kita bisa berasumsi bahwa Tuhan itu adalah kejahatan
.

Mahasiswa itu terdiam dan tidak bisa menjawab pernyataan dan hipotesis professor tersebut.
Profesor itu merasa menang dan menyombongkan diri bahwa sekali lagi dia telah membuktikan kalau Agama itu adalah sebuah mitos.

Mahasiswa lain mengangkat tangan dan berkata, “Profesor, boleh saya bertanya sesuatu?”
“Tentu saja,”
jawab profesor,
Mahasiswa itu berdiri dan bertanya, “Profesor, apakah dingin itu ada?”
“Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja dingin itu ada.
Kamu tidak pernah sakit flu?” Tanya si professor diiringi tawa mahasiswa lainnya.

Mahasiswa itu menjawab, “Kenyataannya, Pak, dingin itu tidak ada. Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin itu adalah ketiadaan panas. Suhu -460F adalah ketiadaan panas sama sekali. Dan semua partikel menjadi diam dan tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut. Kita menciptakan kata dingin untuk mendeskripsikan ketiadaan panas.”

Mahasiswa itu melanjutkan,Profesor, apakah gelap itu ada?
Profesor itu menjawab, “Tentu saja itu ada.”

Mahasiswa itu menjawab, “Sekali lagi
Anda salah, Pak. Gelap itu juga tidak ada. Gelap adalah keadaan dimana tidak ada cahaya. Cahaya bisa kita pelajari, gelap tidak. Kita bisa menggunakan prisma Newton untuk memecahkan cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari berbagai panjang gelombang setiap warna. Tapi Anda tidak bisa mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur dengan berapa intensitas cahaya di ruangan tersebut. Kata gelap dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan cahaya.”
Akhirnya mahasiswa itu bertanya, “Profesor, apakah kejahatan itu ada?”

Dengan bimbang profesor itu menjawab, “Tentu saja, seperti yang telah kukatakan sebelumnya. Kita melihat setiap hari di Koran dan TV. Banyak perkara kriminal dan kekerasan di antara manusia. Perkara-perkara tersebut adalah manifestasi dari kejahatan.”

Terhadap pernyataan ini mahasiswa itu menjawab, “Sekali lagi Anda salah, Pak. Kejahatan itu tidak ada. Kejahatan adalah ketiadaan Tuhan. Seperti dingin atau gelap, kajahatan adalah kata yang dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan Tuhan. Tuhan tidak menciptakan kejahatan. Kejahatan adalah hasil dari tidak adanya kasih Tuhan dihati manusia. Seperti dingin yang timbul dari ketiadaan panas dan gelap yang timbul dari ketiadaan cahaya.”
Profesor itu terdiam.

Apakah Anda tau siapa mahasiswa itu?
Nama mahasiswa itu adalah “Albert Einstein”.



Apa jawaban dari semua pertanyaan berikut ini?

Siapakah Sang Maha Pencipta?
Yang Maha Adil?
Yang Maha Baik?
Yang Maha Bijaksana?
Yang Maha Hebat?
Yang Maha Kasih?
Yang Maha Kuasa?
Yang Maha Mendengar?
Yang Maha Pemurah?
Yang Maha Pengampun?
Yang Maha Tahu?
Yang Maha Segalanya?
Sang Sutradara Yang Maha Dahsyat?
Dan silakan Anda tambahkan sendiri pertanyaannya...
Jawabannya: TUHAN!




TUHAN tidak menciptakan orang gagal...
Dengan demikian, Tuhan tidak menciptakan orang sukses dan orang gagal!
Orang-orang yang hidupnya sukses, dan mereka yang hidupnya gagal adalah pilihan hidup masing-masing pribadi...

Pada dasarnya setiap orang memiliki potensi dan bakat yang unik yang diberikan oleh Tuhan. Namun, hal yang sulit dimiliki dan dipertahankan dalam hidup ini adalah sikap menghargai apa yang kita miliki dan siapa diri kita. Banyak orang hidup di dunia ini dengan memberikan citra buruk terhadap diri sendiri, karena mereka tidak menghargai potensi yang ada di dalam dirinya. Mereka hanya terfokus pada kegagalan yang tampak dari luarnya saja dan bukan melihat potensi-potensi yang ada di dalam diri mereka.

Memberikan citra diri yang positif bukan dilakukan dengan cara menyenangkan orang lain atau dengan mengikuti tren yang sedang populer, namun mengenal dengan baik siapa diri Anda, kelebihan-kelebihan apa yang Anda miliki. Anda juga harus tahu apa yang Anda cari. Galilah kelebihan-kelebihan dan bakat-bakat yang Anda miliki, tetapi Anda juga harus belajar bagaimana menerima dan mengendalikan kelemahan-kelemahan diri Anda.
Memberikan citra diri yang positif jangan diartikan dengan mencari kesempurnaan, tetapi berusahalah untuk memberikan hal yang terbaik dari diri Anda.
Citra diri yang positif juga bukan berarti harus memenangkan setiap persaingan atau membanding-bandingkan diri Anda dengan orang lain.
Yang benar adalah Anda harus senantiasa mengoptimalkan apa yang mampu Anda lakukan.

Orang-orang sukses menyadari bahwa mereka mempunyai kelebihan-kelebihan yang diberikan oleh Tuhan dan kemampuan-kemampuan yang bisa digunakan untuk meraih yang mereka inginkan. Di sisi lain, mereka pun mengakui kemampuan-kemampuan yang dimiliki orang lain. Namun demikian, mereka tidak kuatir bahwa hal itu akan mengurangi kualitas mereka sendiri.

Baca: Rahasia "Memasuki" Kesuksesan





Salam Sejahtera & Sukses Selalu!

Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w
Website: SEMANGAT - Kampus Kehidupan