Selasa, 02 Oktober 2012

BELAJAR SELALU BERSYUKUR




Suatu ketika seseorang saudagar terkaya di kotanya mengajak putra tunggalnya yang berusia belasan tahun, mengunjungi suatu perkampungan yang letaknya sangat jauh dari peradaban kota tempat mereka bermukim selama ini, dengan tujuan ingin memperlihatkan sisi kehidupan yang mungkin selama ini belum pernah disaksikan oleh putra kesayangannya itu... betapa seseorang mungkin saja hidup dalam kemiskinan dan serba kekurangan. Mereka menginap selama beberapa malam di perkampungan petani dan peternak miskin di perkampungan tersebut.

Pada saat di perjalanan pulang menuju kota tempat mereka bermukim, sang ayah bertanya kepada putranya tersebut:

"Bagaimana pendapatmu dengan perjalanan dan pengalaman kita kali ini, putraku?"

Sang putra pun menjawab: "Wah... ayah, ini perjalanan kita yang sangat luar biasa."

Sang ayah balik bertanya: "Luar biasa menurutmu... hal apa yang membuat kamu bisa berkata seperti itu putraku?"
"Apa kamu sempat saksikan betapa hidup manusia bisa saja hidup sangat miskin dan serba kekurangan, sangat berbeda dengan kondisi kita yang selalu berkecukupan, putraku."

Sang putra menjawab lagi: "Oh iya, tentu saja ayah, saya telah menyaksikan sendiri apa yang telah ayah katakan tadi."

Sang ayah pun bertanya lagi: "Jadi pelajaran apa yang dapat kau peroleh dari perjalanan kita kali ini?"

Kemudian putaranya berujar:
"Kita punya 1 anjing, mereka punya 4 anjing, ayah"
"Kita punya kolam renang yang luas sampai setengah taman rumah kita, mereka memiliki telaga yang tiada batasnya."
"Kita membeli lampion dan lentera dari negeri seberang untuk penerang taman-taman kita, mereka memiliki bintang-bintang di langit pada malam hari."
"Kita memiliki sebidang tanah yang cukup luas, mereka memiliki hamparan ladang yang melampaui pandangan mata kita."
"Kita ada beberapa orang pembantu untuk melayani kita, mereka memiliki lebih banyak lagi sebab mereka saling melayani sesamanya."
"Kita membeli bahan makanan untuk makan kita, mereka menumbuhkannya sendiri."
"Kita membangun tembok tinggi mengelilingi rumah kita untuk melindungi harta kita, mereka membangun persahabatan dan saling melindungi."

Mendengar kata-kata putranya, sang ayah pun tunduk terdiam, kemudian sang putra menambahkan:
"Terima kasih ayah... sebab telah membawa saya dalam perjalanan ini dimana saya baru tersadar bahwa betapa miskinnya kita."
"Betapa seringnya kita melupakan apa yang telah kita miliki dan terus memikirkan hal-hal lain yang belum kita miliki, apa yang dianggap tidak berharga oleh seseorang, mungkin saja merupakan impian dan dambaan bagi orang lain... semua ini berdasarkan pada cara pandang seseorang."

Dan semua ini membuat saya bertanya...
Apakah yang akan terjadi bila kita semua BELAJAR SELALU BERSYUKUR kepada 'TUHAN Yang Maha Pemberi' sebagai rasa terima kasih kita atas semua yang telah disediakanNya untuk kita... daripada kita terus menerus merasa cemas dan khawatir bahkan takut akan hari esok, dan selalu memohon agar diberikan lebih lagi dari apa yang telah kita peroleh selama ini...

Baca: KASIH DAN PEBULI





Salam Sejahtera & Sukses Selalu!

Drs. Johanes Budi Walujo
HP: 0811.2332.777
WA: 081.809.271.777
BB: 28C2CEC2 / 52B90B35
Instagram: johanes_budi_walujo
Twitter: @johanesbudi_w